Cerita sek – Namaku Agung, aku sangatlah percaya diri, Apalagi keramahan serta rendah hati adalah senjataku karena aku berprinsip banyak teman banyak pula rejeki, dan tidak kelewatan juga pasti banyak wanita yang tergoda.
Aku sangat menyukai wanita yang berumur sekitar 30 tahunan, dimana mereka umumnya sangatlah cantik, dewasa dan terlihat sangat anggun. Entah mengapa Tuhan memberi anugerah kecantikan kepada mereka yang berumur sekitar yg kusebutkan barusan.
Diawali dengan perkenalanku, dengan seorang pramuniaga yang sangat cantik, umurnya pas banget sekitar 30 tahunan gitu dan dia udah mempunyai anak satu. Namanya Novita, sangat mudah diingat dan mudah di hafal dari hatiku.
Perkenalanku itu berawal ketika aku sedang berlibur ke Bali. Sangat indah dan terpesona, disaat matahari tenggelam melihat seorang wanita memakai bikini di pinggir pantai. Apalagi di hiasi dengan rambut yang tergerai melambai-lambai tertiup angin sepoi-sepoi.
Dengan langkah yang pasti aku sapa dia dan di lengkapi dengan percakapan yang santai membawa suasana menjadi sangat akrab.
Setelah puas dengan ngobrol di pinggir pantai, tampaknya haripun sudah mulai gelap. maka kami berpisah sementara, lalu janjian kembali sekitar jam 9 malam.
Sampai di kamar hotel, aku segera mandi dan merubah penampilan, tak lama kemudian Novita menelponku untuk segera naik ke kamarnya.
Ting… Nong….” aku pencet bel kamar hotelnya.
“Hai, Novita, sedikit taktik maka kubelai rambutnya
“Ada apa Agung…” balas ucapan Novita manja
“Nih benang bikin rusak pemandangan aja,” jawabku, padahal benang itu tali BH bagi wanita untuk di letakkan di pundaknya.
“Ouuh ini emang udah dari sana buatnya seperti ini. Lagi kamu bisa aja bercandanya” ucapnya tersenyum manja
Novita ini wanita yang statusnya sebagai tante-tante, sebab suaminya sibuk kerja di luar negeri. Jadi dia sering liburan ke Bali untuk mencari pria berhidung belang atau brondong.
“Kenapa kamu gak larang suami kerja di luar negri Nov..?” tanyaku untuk memecahkan keheningan.
“Ah.. nantilah, biarkan saja dia bekerja di sana, karena aku masih suka berhubungan dengan pria lain” jawabnya
Widiiiihh… Hebat kamu Nov, bisa sendirian dalam kehidupan tapi sering goda-goda brondong juga di sekitar sini ya, kalau ada lowongan aku mau deh hehehe…” ucapku genit
Aku sengaja tertawa untuk meriuhkan suasana, karena kulihat diam-diam wajahnya menjadi sange.
“Ah kamu ini pantesnya jadi adikku lah,” jawabnya melecehkan keganasanku.
“Hahahaha…. aku malah terbahak-bahak karena ucapan itu. Meskipun dianggap adik kamu tapi tetap saja aku masih bisa buat adik loh.”
“Mana mungkin bisa seperti itu kamu” jawabnya bercanda
“Loh, kok ngak percaya… nanti kalau udah nyobain jangan sampai ketagihan ya” jawabku
“Yeee… siapa yang mau” godanya manja
“Aku yg mau sih, tapi kamu mau juga lah Nov…hehehe,,,” rayuku kepadanya.
Kamipun tertawa riang seakan-akan ngomong seperti itu PD sekali.
“Emang ya kamu, dasar buaya darat” jawabnya
Tanpa sadar kami ngobrol panjang lepar, maka lama-lama aku gandeng Novita dari samping dan tidak ketinggalan pula tanganku menggerayangi tokednya yang besar. Ternyata tidak ada expresi dari raut wajah Novita yang lanjut aku remasi terus bagian tokednya.
Begitu tanganku sampai pada bagian puting susunya, dia malah berkata seperti ini
“Ahhh.. dasar kamu udah mulai nakal ya…” ucap Novita ketika aku berhasil memencet puting susunya.
Dari expresinya yang membiarkan aku itu, maka aku mengambil keputusan untuk lebih dalam melakukan kesempatan emas ini. Dengan berani kucium telinga lalu turun ke bagian lehernya. Expresinya hanya diam saja, tapi reaksi tangannya menggenggam penisku dari luar celana membuat keadaan semakin hot
Dalam keremangan lampu hotel, kulumat bibir tipisnya, nafas kamipun semakin menderu. Ternyata dia senior hot kiss yang melumat habis bibirku.
Kami berciuman beberapa menit lamanya dan Novita mengerti sendiri masalah hubungan sex ini dengan langsung membuka baju seksinya. Hingga tiada benang sehelai pun yang melekat di tubuh kami berdua.
Sungguh indah tubuhnya, dengan ukuran payudara montok dan belum kendur, ku anggap toked ini sangatlah sempurna. Masih dalam keadaan berdiri, kulumat lagi bibirnya dan mulailah turun ke bagian tokednya.
Kulumat yang kanan lalu pindah yang kiri, dan begitu seterusnya sampai dia merasakan kegelian dari permainan lidahku.
Aaaarrgghhhh… Ssssssshhhh…” suara desahan Novita ketika aku gigit puting tokednya.
Sudah puas dengan yang di toked, aku mulai turun lagi ke bagian vaginanya yang sebelumnya aku rebahkan dia di atas kasur.
Mataku melotot ketika melihat bentuk memeknya yang masih rapat dan di campuri dengan bulu-bulu memek yang halus. begitu aku endus lubang memek itu, Hmmm… wangi sekali vaginanya.
“Nyam… Nyam… Nyam… Nyam…” Nikmat sekali bibir memeknya ketika aku sedot habis.
Terus terang kemaluannya ini wangi sekali, ntah parfum apa yang ia gunakan, bibir vaginanya juga masih rapat dan segar.
Tanpa banyak mulut dan sensasi hubungan intim lagi, kumasukkan batang kemaluanku ke lubang memeknya dengan sekali hentakan.
Arrrrrrrghhhhh… Awwwwww… ” jerit Novita
“Idiiih pelan-pelan dong Agung…” tambah Novita ketika dia merasakan kesakitan
“Iya… Iya… Maaf sayang” Maka dengan penuh perasaan aku genjot dia, tampak pula dari raut wajahnya menikmati dorongan demi dorongan ke lubang memeknya.
Hanya sepuluh menit setelah itu tubuh Novita terasa menegang dan bergetar-getar kencang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yg akan di capainya.
“Gung… Agung… Arhhh… Arrrghhh” begitu ucapan yang keluar dari mulutnya, yang aku tidak tau apa maksudnya.
Tangan, kaki, leher, dengkul, semua organ tubuhku bergetar. maka aku kumpulkan geteran itu lalu aku semburkan ke dalam lubang memeknya.
“Crooot… Crooot… Crooot…” Tersembur kencang ke dalam vaginanya yang aku tidak tau sampai kemana semburan itu. Aku sadar sulitnya mencabut penisku sebab jepitan di sekeliling kemaluannya mengeras dan mencengkram.
“Aduuuhh… Aduuuuh… capek aku Agung” komentar Novita
“Iya sih, justru aku yang lebih capek lagi, karena kan aku yang goyang kamu terus hehehe… tapi gpp lah, yang penting kamu bisa puas Nov” balas komentarnya
Pejuku yang meleleh ke lobang pantatnya dan jatuh di sprei segera di lap nya pakai tisue. dan akhirnya kami bersantai-santai dulu di kamar itu yang masih dalam keadaan telanjang bulat.
Setelah selesai, aku memakai baju lagi dan kembali ke kamar hotelku. Apalagi sewaktu pulang ke Jakarta, yang kebetulan kami satu kota maka aku antar dia ke depan rumahya.
Bye… Bye… sayang ” ucapku ketika dia turun dari mobilku sambil aku tepuk pantan seksinya
Hubungan ku dengan tante itu masih belanjut sampai sekarang, hingga semua kebutuhan hidupku di penuhinya. Enaknya itu ngewe gratis lalu di tambah duit jajan lagi” ucapku dalam hati,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,